Apa sih HNP itu?
Sebelum teman-teman tahu tentang HNP,
saya jelaskan dulu ya tentang anatomi tulang belakang. Tulang belakang
tersusun atas ruas-ruas tulang yang dihubungkan menjadi satu kesatuan
melalui persendian, mulai dari daerah leher sampai tulang ekor. Ruas
tulang yang di atas dihubungkan dengan ruas di bawahnya oleh sebuah
bantalan yang disebut diskus intervertebralis (persendian pada tulang belakang). Gambar bisa dilihat di bawah ini..
Di dalam bantalan ruas tulang belakang tersebut, terdapat suatu bahan pengisi seperti jeli kenyal yang disebut nukleus pulposus. Bantalan tersebut berfungsi seperti “shock breaker” (peredam getaran) dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. Gambarnya kira-kira seperti ini..
Nah, jika nukleus pulposus tersebut keluar dari dalam bantalan melalui dinding bantalan yang lemah, maka nukleus pulposus masuk ke dalam rongga ruas tulang belakang; keadaan inilah yang disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau bahasa gaulnya sih “urat terjepit”.
Tergantung besar kecilnya, HNP dapat menyebabkan penekanan pada saraf
tulang belakang dan saraf tepi. Contoh gambar HNP yang dapat menekan
urat saraf seperti ini..
Apa gejalanya jika kita terkena HNP?
HNP ditandai dengan
nyeri yang bersifat menusuk tajam seperti ‘nyeri gigi’ pada bagian bawah
pinggang yang menjalar ke lipatan bokong, tepat di pertengahan garis
tersebut. Dari titik ersebut sampai ke lipatan lutut terasa ‘ngilu’,
sementara dari lutut menuju jari kaki ke 4 atau 5 penderita merasa
‘kurang enak’, atau kesemutan. Nyeri tersebut umumnya dirasakan pada
sebelah kaki.
Kelanjutan dari nyeri
akan berdampak pada kekakuan otot yang mengakibatkan penampakan struktur
pinggul & tungkai yang terkena menjadi tidak sama dengan yang sehat
di sebelahnya. Sebagai gejala lanjutannya, disadari atau tidak..gerakan
pada arah tertentu menjadi sangat terbatas dan tidak mampu melakukan
mobilisasi tubuh secara normal.
Jika teman-teman
mengalami gejala-gejala seperti di atas, ada baiknya segera periksakan
diri ke dokter. Selain pemeriksaan fisik & riwayat penyakit,
pemeriksaan penunjang seperti foto tulang belakang (spine x-ray), CT
scan atau pemeriksaan yang menjanjikan hasil yang lebih informatif lagi
yaitu dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Mengapa kita bisa terkena HNP?
Ada beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya HNP, diantaranya ; karena trauma (jatuh,
terbentur, gerakan yang tiba-tiba cepat, dll), sering mengangkat beban
atau mengangkat tekanan yang berlebihan, merokok, batuk yang lama dan
terus menerus, tekanan pada tulang belakang, sering menyetir dalam waktu
yang lama, berat badan berlebihan, gaya hidup yang bermalas-malasan,
sikap duduk yang salah, dan usia lanjut.
Koq bisa ya usia
lanjut kena HNP?Hmm.. ternyata ini karena cairan pada ruang antar ruas
tulang belakang dari tahun ke tahun semakin berkurang. Hal ini dapat
menimbulkan habisnya cairan tersebut & mengakibatkan terjepitnya
saraf pada tulang belakang.
Pria dan wanita
memiliki resiko yang sama dalam mengalami HNP lho, dan rata-rata
penderita HNP berusia antara usia 30 sampai 50 tahun(pantes..Om pep kan
udah 40 tahun..aduh,maaf ngelantur!). Biasanya bagian tulang belakang
yang paling sering terkena HNP adalah pinggang (lumbal). Meskipun
begitu, tidak menutup kemungkinan HNP terjadi di tulang belakang leher
atau dada.
Bagaimana cara pengobatannya jika kita terkena HNP?
Apakah penderita HNP
harus dioperasi?ternyata tidak. Hanya penderita HNP yang sudah
berkali-kali kumat dan sembuh kembali selama beberapa bulan atau tahun
harus menjalani tindakan operatif. Biasanya orang yang baru pertama kali
menderita HNP, dianjurkan untuk terapi konservatif (sepertinya penyakit
Om Pep masih tahap ini deh,hehehe..ngelatur lagi!). Beberapa terapi
konservatif adalah :
- Istirahat mutlak di tempat tidur, dalam arti penderita tidak boleh bangun untuk mandi & makan. Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan
- Obat penghilang nyeri
- Selama nyeri belum hilang dilakukan fisioterapi
- Olahraga berenang yang dilakukan secara teratur (2-3 kali seminggu antara 1/2 sampai 1 jam), lumayan membantu dalam penyembuhan HNP
Operasi dilakukan bila terjadi gangguan pada kerja saraf bagian bawah tulang belakang, seperti gangguan terhadap proses buang air kecil atau besar. Dapat juga bila terjadi kelemahan otot, otot yang mengecil tidak sesuai dengan yang sehat di sisi lainnya atau bahkan terjadi pembengkokan tulang belakang sebagai kompensasi tubuh terhadap nyeri. Operasi harus pula dipertimbangkan pada keadaan baal, tidak merasakan sensasi disekitar lubang anus & bokong, juga pada kondisi nyeri yang menjalar di belakang paha yang dirasakan sudah lebih dari 6 bulan.
Cara mencegah HNP?
‘Mencegah lebih baik daripada
mengobati’, itulah yang sering kita baca dalam spanduk atau selebaran di
Rumah Sakit,hehe..tapi memang benar koq!Untuk menghindari agar kita
tidak terkena HNP..ada baiknya kita mengubah cara hidup dangan
menghindari faktor-faktor penyebab HNP seperti yang telah disebutkan di
atas.
Beberapa cara yang dapat digunakan
adalah mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang
tidak berat, juga duduk dengan sikap tubuh yang benar. Bagi orang yang
sering mengangkat barang berat, kadang dapat digunakan korset untuk
membantu menopang tulang belakang & mencegah terjadinya kerusakan
saraf.
Demikian penjelasan tentang HNP yang
dapat saya uraikan. Semoga dapat bermanfaat & tidak ada di antara
teman-teman kompasiana yang terkena penyakit ini. Ingat,MENCEGAH LEBIH
BAIK DARI PADA MENGOBATI :).
sumber tulisan & gambar dari www.google.comThanks for reading & sharing ENDI NUGROHO
0 komentar:
Posting Komentar