ﺑﺴﻢ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
melanjutkan pembahasan yg dahulu, mushonif menulis: (ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ)
ﺍﻟﺬﻯ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﺰﺀﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻟﻪ
ﻣﻌﻨﻰ ﻟﻐﻮﻱ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻔﻬﻢ
ﻭﻣﻌﻨﻰ ﺷﺮﻋﻲ
ﻭﻫﻮ:ﻣﻌﺮﻓﺔﺍﻻﺣﻜﺎﻡ
ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔﺍﻟﺘﻰ
ﻃﺮﻳﻘﻬﺎﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ.ﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ
ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀﻭﺍﺟﺒﺔ,ﻭﺃﻥ
ﺍﻟﻮﺗﺮ ﻣﻨﺪﻭﺏ,ﻭﺃﻥ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻣﻦ
ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺷﺮﻁ ﻓﻲ ﺻﻮﻡ
ﺭﻣﻀﺎﻥ,ﻭﺃﻥ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓﻭﺍﺟﺒﺔﻓﻲ
ﻣﺎﻝ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﻏﻴﺮﻭﺍﺟﺒﺔﻓﻲ
ﺍﻟﺤﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﺎﺡ,ﻭﺍﻥ ﺍﻟﻘﺘﻞ
ﺑﻤﺜﻘﻞ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﻘﺼﺎﺹ
ﻭﻧﺤﻮﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻣﺴﺎﺀﻝ
ﺍﻟﺨﻼﻑ .ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎﻟﻴﺲ
ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ
ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﺍﺟﺒﺔﻭﺃﻥ
ﺍﻟﺰﻧﺎﻣﺤﺮﻡ ﻭﻧﺤﻮﺫﻟﻚ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺴﺎﺀﻝ ﺍﻟﻘﻄﻌﻴﺔﻓﻼﻳﺴﻤﻰ
ﻓﻘﻬﺎﻓﺎﻟﻤﻌﺮﻓﺔﻫﻨﺎﺍﻟﻌﻠﻢ
ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﻈﻦ
penjelasannya:
Bahwa al-ma'rifah yg terdapat di dlm definisi al- fiqh, identik dgn al-ilmu dgn menggunakan arti dzon (dugaan), bukan al-ilmu dng arti yakin. Sebab al-fiqh digali berdasarkan dzon (dugaan) seorang mujtahid dgn bersumberkan dalil2 dzonni . Untk hukum2 yg berdasarkan dalil qoth'i, tdk masuk dlam kategori al-fiqh. Seperti contoh: hukum wajib sholat, dgn berdasarkan dalil qoth'i "aqimush sholaah" hukum haramnya perzinaan, dgn berdasarkan dalil qoth'i "walaa taqrobuz zina"....dsb.
Ini semua tdk bisa dsbut al-fiqh, karena tdk berdasarkan dalil dzonni, sdangkan al-fiqh itu adalah hukum yg di tetapkan dengan berdasarkan dalil2 dzonni.
Seperti contoh :
1. Wajib niat ketika wudlu, berdasarkan dalil dzonni: ﺍﻧﻤﺎﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ yang ditafsiri :
ﺍﻧﻤﺎﺻﺤﺔﺍﻛﺜﺮﺍﻷﻋﻤﺎﻝﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ (sahnya kebanyakan amal itu dgn niat)
2. Berniat dimalam hari menjadi syarat sahnya romadhon, dgn landasan sebuah hadits yg diriwayatkan oleh hafsoh, Rosulullah bersabda :
ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺒﻴﺖ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴ
ﻓﻼﺻﻴﺎﻡ ﻟ
"Barang siapa tdk berniat puasa di malam hari, maka tdk ada puasa baginya".
3. Hartanya anak kecil wajib dizakati, dgn berdasarkan hadits:
ﻣﻦ ﻭﻟﻲ ﻳﺘﻴﻤﺎﻟﻪ ﻣﺎﻝ ﻓﻠﻴﺘﺠﺮﻟﻪ
ﻭﻻﻳﺘﺮﻛﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﺄﻛﻠﻪ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ
"Barang siapa menjadi walinya anak yatim, yg memiliki harta, maka hendaknya harta itu di perdagangkan agar tdk berkurang untk pengeluaran zakat" {HR. ATTURMUDZI & DÁRUQUTNI}
4. Harta perhiasan yg mubah (emas bagi perempuan atau perak bagi laki2) tdk wajib dizakati dgn berdasarkan hadits riwayat jabir, Nabi bersabda:
ﻟﻴﺲ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﺎﺡ ﺯﻛﺎﺓ "Tidak ada zakat didalam perhiasan yg mubah"
5. Pembunuhan dgn menggunakan benda2 tumpul, menurut ijtihadnya imam asy- Syafi'i menetapkan hukum qishos, dgn dalil hadits riwayat anas:
ﺍﻥ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎﻗﺘﻞ ﺟﺎﺭﻳﺔﻋﻠﻰ
ﺍﻭﺿﺎﺡ ﻟﻬﺎﺑﺤﺠﺮ ﻓﻘﺘﻠﻪ ﺭﺳﻮﻝ
ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻴﻦ
ﺣﺠﺮﻳﻦ
"Sesungguhnya orang yahudi telah membunuh seorang wanita, yang memakai kalung permata hitam, dgn menggunakan batu, kemudian orang tersebut diperintahkan oleh Rosululloh SAW untuk dibunuh dgn menggunakan batu". Contoh2 diatas merupakan ketetapan hukum hasil dri ijtihad imam syafi'i dgn berdasarkan dalil2 dzonni. Oleh karena fiqh ini hasil dari dzonn (baca ijtihad) seorang mujtahid, maka tdk jarang hukum2 fiqh merupakan masalah2 yg diperselisihkan oleh para ulama . Seperti wajibnya niat dalam berwudlu, ini ditentang oleh kalangan hanafiyah, yg menurut mereka, niat didalam wasaail (seperti wudlu yg menjadi wasilahnya sholat) hukumnya tidak wajib. Karena hadits :
ﺍﻧﻤﺎﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ditakwili ﺍﻧﻤﺎﻛﻤﺎﻝ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ
ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ .
Dengan demikian, menurut mereka, niat bukan menjadi syarat amal ibadah, namun hanya sebagai penyempurna amal. Jadi kesimpulannya:
*hukum qoth'i bukan termasuk bagian dari al- fiqh
*hukum fiqh dihasilkan/ berdasarkan dalil dhonni
*di dalam hukum2 fiqh tdk tertutup adanya khilafiyah, hal itu karena perbedaan dugaan dari masing2 mujtahid.
melanjutkan pembahasan yg dahulu, mushonif menulis: (ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ)
ﺍﻟﺬﻯ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﺰﺀﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻟﻪ
ﻣﻌﻨﻰ ﻟﻐﻮﻱ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻔﻬﻢ
ﻭﻣﻌﻨﻰ ﺷﺮﻋﻲ
ﻭﻫﻮ:ﻣﻌﺮﻓﺔﺍﻻﺣﻜﺎﻡ
ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔﺍﻟﺘﻰ
ﻃﺮﻳﻘﻬﺎﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ.ﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ
ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀﻭﺍﺟﺒﺔ,ﻭﺃﻥ
ﺍﻟﻮﺗﺮ ﻣﻨﺪﻭﺏ,ﻭﺃﻥ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻣﻦ
ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺷﺮﻁ ﻓﻲ ﺻﻮﻡ
ﺭﻣﻀﺎﻥ,ﻭﺃﻥ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓﻭﺍﺟﺒﺔﻓﻲ
ﻣﺎﻝ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﻏﻴﺮﻭﺍﺟﺒﺔﻓﻲ
ﺍﻟﺤﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﺎﺡ,ﻭﺍﻥ ﺍﻟﻘﺘﻞ
ﺑﻤﺜﻘﻞ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﻘﺼﺎﺹ
ﻭﻧﺤﻮﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻣﺴﺎﺀﻝ
ﺍﻟﺨﻼﻑ .ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎﻟﻴﺲ
ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ
ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﺍﺟﺒﺔﻭﺃﻥ
ﺍﻟﺰﻧﺎﻣﺤﺮﻡ ﻭﻧﺤﻮﺫﻟﻚ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺴﺎﺀﻝ ﺍﻟﻘﻄﻌﻴﺔﻓﻼﻳﺴﻤﻰ
ﻓﻘﻬﺎﻓﺎﻟﻤﻌﺮﻓﺔﻫﻨﺎﺍﻟﻌﻠﻢ
ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﻈﻦ
penjelasannya:
Bahwa al-ma'rifah yg terdapat di dlm definisi al- fiqh, identik dgn al-ilmu dgn menggunakan arti dzon (dugaan), bukan al-ilmu dng arti yakin. Sebab al-fiqh digali berdasarkan dzon (dugaan) seorang mujtahid dgn bersumberkan dalil2 dzonni . Untk hukum2 yg berdasarkan dalil qoth'i, tdk masuk dlam kategori al-fiqh. Seperti contoh: hukum wajib sholat, dgn berdasarkan dalil qoth'i "aqimush sholaah" hukum haramnya perzinaan, dgn berdasarkan dalil qoth'i "walaa taqrobuz zina"....dsb.
Ini semua tdk bisa dsbut al-fiqh, karena tdk berdasarkan dalil dzonni, sdangkan al-fiqh itu adalah hukum yg di tetapkan dengan berdasarkan dalil2 dzonni.
Seperti contoh :
1. Wajib niat ketika wudlu, berdasarkan dalil dzonni: ﺍﻧﻤﺎﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ yang ditafsiri :
ﺍﻧﻤﺎﺻﺤﺔﺍﻛﺜﺮﺍﻷﻋﻤﺎﻝﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ (sahnya kebanyakan amal itu dgn niat)
2. Berniat dimalam hari menjadi syarat sahnya romadhon, dgn landasan sebuah hadits yg diriwayatkan oleh hafsoh, Rosulullah bersabda :
ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺒﻴﺖ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴ
ﻓﻼﺻﻴﺎﻡ ﻟ
"Barang siapa tdk berniat puasa di malam hari, maka tdk ada puasa baginya".
3. Hartanya anak kecil wajib dizakati, dgn berdasarkan hadits:
ﻣﻦ ﻭﻟﻲ ﻳﺘﻴﻤﺎﻟﻪ ﻣﺎﻝ ﻓﻠﻴﺘﺠﺮﻟﻪ
ﻭﻻﻳﺘﺮﻛﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﺄﻛﻠﻪ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ
"Barang siapa menjadi walinya anak yatim, yg memiliki harta, maka hendaknya harta itu di perdagangkan agar tdk berkurang untk pengeluaran zakat" {HR. ATTURMUDZI & DÁRUQUTNI}
4. Harta perhiasan yg mubah (emas bagi perempuan atau perak bagi laki2) tdk wajib dizakati dgn berdasarkan hadits riwayat jabir, Nabi bersabda:
ﻟﻴﺲ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﺎﺡ ﺯﻛﺎﺓ "Tidak ada zakat didalam perhiasan yg mubah"
5. Pembunuhan dgn menggunakan benda2 tumpul, menurut ijtihadnya imam asy- Syafi'i menetapkan hukum qishos, dgn dalil hadits riwayat anas:
ﺍﻥ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎﻗﺘﻞ ﺟﺎﺭﻳﺔﻋﻠﻰ
ﺍﻭﺿﺎﺡ ﻟﻬﺎﺑﺤﺠﺮ ﻓﻘﺘﻠﻪ ﺭﺳﻮﻝ
ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻴﻦ
ﺣﺠﺮﻳﻦ
"Sesungguhnya orang yahudi telah membunuh seorang wanita, yang memakai kalung permata hitam, dgn menggunakan batu, kemudian orang tersebut diperintahkan oleh Rosululloh SAW untuk dibunuh dgn menggunakan batu". Contoh2 diatas merupakan ketetapan hukum hasil dri ijtihad imam syafi'i dgn berdasarkan dalil2 dzonni. Oleh karena fiqh ini hasil dari dzonn (baca ijtihad) seorang mujtahid, maka tdk jarang hukum2 fiqh merupakan masalah2 yg diperselisihkan oleh para ulama . Seperti wajibnya niat dalam berwudlu, ini ditentang oleh kalangan hanafiyah, yg menurut mereka, niat didalam wasaail (seperti wudlu yg menjadi wasilahnya sholat) hukumnya tidak wajib. Karena hadits :
ﺍﻧﻤﺎﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ditakwili ﺍﻧﻤﺎﻛﻤﺎﻝ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ
ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ .
Dengan demikian, menurut mereka, niat bukan menjadi syarat amal ibadah, namun hanya sebagai penyempurna amal. Jadi kesimpulannya:
*hukum qoth'i bukan termasuk bagian dari al- fiqh
*hukum fiqh dihasilkan/ berdasarkan dalil dhonni
*di dalam hukum2 fiqh tdk tertutup adanya khilafiyah, hal itu karena perbedaan dugaan dari masing2 mujtahid.
Thanks for reading & sharing ENDI NUGROHO

0 komentar:
Posting Komentar